Selasa, 19 April 2011

KETIKA KARTINI TAK LAGI PUNYA PENA

Ketika kartini tak punya pena untuk menulis surat-suratnya, lalu seperti apa ia harus berjuang? itulah yang menjadi pertanyaan besar buatku ketika hanya bisa terpaku melihat orang-orang sekitar rumahku yang masih sangat minim tingkat pendidikannya, anak-anak kecil yang kurang kasih sayang karena terpaksa ditinggal orang tuanya bekerja sebagai Tenaga Kerja di Luar Negeri. Miris. Beberapa anak kecil harus diasuh oleh nenek yang sudah renta dan hidup dari berdagang di pasar tradisional. Untuk makan dan sekolah saja hidup mereka pas-pasan. Hanya mengandalkan uang kiriman yang tidak tentu datangnya. Aku ingin berontak dengan keadaan yang ada, tapi apa yang bisa kulakukan apabila sang Kartini tak lagi punya pena??? Dengan sedikit tinta yang tersisa, aku mencoba menggoreskan pesan untuk mereka. Aku cuma bisa membantu bunda mengajar di PAUDnya ketika liburan kuliah, menghibur mereka sebagai MC untuk beberapa kegiatan dan lomba,mengajari anak-anak melukis, sedikit mengurus administrasi pemasaran di toko konveksi Bunda dan menulis cerita ini untuk mereka disana. Tidak banyak yang bisa dilakukan ketika aku juga harus memenuhi tanggung jawab sebagai mahasiswi dan aktivis di Kota Malang. Tidak banyak, namun ini adalah sebuah doa untuk mereka dan ikhtiar untukku. Semoga ketika aku menyelesaikan kewajiban-kewajiban kuliah ini, mampu membeli sebuah pena untuk menulis kisah-kisah mereka.






http://www.welovehonda.com/kartinimuda/entry,detail,1042

Tidak ada komentar:

Posting Komentar