Dulu aku pernah mendeklarasikan pada diri sendiri bahwa :
Sebelum aku lulus S1, Aku harus bisa keluar negeri dan mengecap paspor yang sudah aku buat. Sangat memalukan bagiku- seorang mahasiswa HI tapi tidak pernah ke luar negeri-
Impian itu bermula ketika dosen pembimbingku saat ini (dosen PA pengganti) Bapak Riza. Beliau menge-tag sebuah tulisan mengenai kisah mahasiswa HI UI yang diwajibkan memiliki pasport dan harus bisa ke luar negeri. sebetulnya untuk ke luar negeri saat ini tidaklah sulit. Kemudahan Visa antara negara ASEAN, berbagai sponsorship, dukungan dari kampus, serta event-event Internasional yang menawarkan berbagai kesempatan "gratis".
Sejak saat itu aku menyegerakan untuk menyusun pasporku, lalu menata apa yang harus aku lakukan agar paspor ini bisa berisikan stempel-stempel beberapa negara.
Pertama : Aku sempat berfikir magang di kedutaan besar Malaysia dan menyelesaikan skripsiku disana. - Gagal : Aku tidak paham medan saat itu, bahkan belum mantap dengan skripsi yang aku punya.
Kedua : Mencoba ikut beberapa konferensi internasional yang menawarkan biaya gratis atau murah.
akhirnya pilihan kedua ini mulai menjadi fokusku. Terimakasih untuk Tasya dan Rindi yang membuka mataku untuk hal ini.
Pertengahan 2011, Alhamdulillah aku dan beberapa rekan berhasil lolos dalam kegiatan The 2nd Congress of East Asia Association Environmental Resource and Economics di Bandung.Event yang diadakan pada Februari 2012 ini memang Internasional, tapi aku masih belum bisa men-stempel pasporku.
International Youth Forum India- Juni 2012 : Aku berhasil lolos, namun keberangkatan dicancel karena beberapa pertimbangan dana dan orang tua.
International Conference on Climate Change - London : Aku berhasil lolos dengan paper seadanya, namun kembali..masalah internal mengkibatkan keberangkatan gagal.
World Youth Alliance Asia Pacific-Manila-Philippina : Ahhirnya.. Pasporku berhasil mendapatkan cap kantor imigrasi Indonesia, Filipina, dan Manila :)
Bismillaahirrohmanirrohim...
Tahun depan Jepang dan Thailand :)
Selasa, 31 Juli 2012
Minggu, 22 Juli 2012
Filipina I'm coming
Puas rasanya mencoret salah satu mimpi yang sudah kita catatkan sejak lama.
Dulu..salah satu impian saya adalah keluar negeri sebelum menanggalkan status mahasisiwa S1... Alhamdulillaah 25 Juli -29 Juli 2012...Saya mencoretnya...
World Youth Alliance Asia Pacifik Emerging Leader Conference 2012
Pada awalnya, jujur saya ragu mengikuti kegiatan ini. Filipina bukanlah destinasi negara yang saya cita-citakan selama ini. SIngapore, Thailand, Japan, London, New Zaeland.... Namun,,,waktu saya sudah tidak banyak. Dan kesempatan ini harus saya coba.
Berusaha mencari sponsor ke mana-mana, gagal. Ahirnya saya "berjudi" dengan diri sendiri. mencoba memberanikan diri. bersiap menanggung segala resikonya. Ini ketiga kalinya saya akan menghadiri konferensi Internasional. Lalu, mengapa saya harus mundur? Finally..saya memutuskan berangkat sendirian, tanpa kepastian akan turun berapa uang dari rektorat?
Dengan ijin Babe, Bunda (Walau Agak berat) akhirnya saya berangkat...
Filipina : Indonesian Twins
Dulu..salah satu impian saya adalah keluar negeri sebelum menanggalkan status mahasisiwa S1... Alhamdulillaah 25 Juli -29 Juli 2012...Saya mencoretnya...
World Youth Alliance Asia Pacifik Emerging Leader Conference 2012
Pada awalnya, jujur saya ragu mengikuti kegiatan ini. Filipina bukanlah destinasi negara yang saya cita-citakan selama ini. SIngapore, Thailand, Japan, London, New Zaeland.... Namun,,,waktu saya sudah tidak banyak. Dan kesempatan ini harus saya coba.
Berusaha mencari sponsor ke mana-mana, gagal. Ahirnya saya "berjudi" dengan diri sendiri. mencoba memberanikan diri. bersiap menanggung segala resikonya. Ini ketiga kalinya saya akan menghadiri konferensi Internasional. Lalu, mengapa saya harus mundur? Finally..saya memutuskan berangkat sendirian, tanpa kepastian akan turun berapa uang dari rektorat?
Dengan ijin Babe, Bunda (Walau Agak berat) akhirnya saya berangkat...
Filipina : Indonesian Twins
Minggu, 15 Juli 2012
Lets think (again) what is ur (real) dream
Ketika kita mendapatkan sesuatu yang benar-benar kita inginkan saat itu juga,
percayalah... rasanya tak akan menakjubkan
(ganisfa)
Tiap orang pasti selalu menginginkan sesuatu di dunia ini. Entah cinta, prestasi, kepuasan diri, popularitas, atau kemewahan.
Keinginan yang demikian tak akan pernah habis.
Suatu saat aku ingin seperti temanku yang bisa menjadi salah satu murid berprestasi di sekolah.
Aku mendapatkannya dengan segera. Namun percaya;ah, rasanya tak semenakjubkan ketika membayangkannya.
Aku pernah bekeinginan seperti gadis SMA lain pada umumnya.
Punya kekasih, tampan, mencintaiku-bahkan mat sangat-, dia punya kepribadian yang baik, orangtuaku mendukung. Saat aku mendapatkannya-saat itu juga- rasanya tak semenakjubkan yang diinginkan.
Kenapa aku merasa tak semenakjubkan ketika membayangkannya?
Karena aku sepertinya belum melakukan segenap kesungguhan hati dan ketulusan untuk memilikinya.
Keeinginanku hanya sebatas ego belaka, tanpa mempedulikan apa yang sesunggunya benar-benar aku inginkan dan aku butuhkan. Akhirnya..ketika aku sudah mendapatkannya, aku tak memiliki hasrat yang cukup kuat untuk mempertahannkannya.
AKhirnya aku berfikir, bahwa aku terlalu memikirkan apa yang akan terjadi.
Menjadi seorang pemikir itu adalah salah satu sebab penyakit otak yang harus dihindari
Temanku punya pacar, aku ingin punyakekasih yang sempurna....
Temanku beli gadget baru aku ingin punya gadget baru?
Temanaku jalan-jalan ke luar negeri, aku ingin seperti dia...
JAdi seringkali...kita bahkan tidak tahu apa yang benar-benar kita inginkan.
Dan akhirnya aku berfikir kembali.
Ketika aku mempunyai sebuah impian, maka impian itu adalah harus turun dari hatiku.
menikmati setiap proses yang terjadi.. Tetap memimpikannya pasti. NAmun tidak ingin terlalu berambisi melakukan segala cara untuk mendaptkannya.
Karena aku ingin, tiap impian-impian itu menjadi kejutan yang menghampirikku :)
Saat ini, kau mendambakan seperti itu lagi... keluar dari sososk wanita yang kesepian dengan hal bernama cinta, namun aku meyadarinya..bahwa ternyata semua harus disyukuri...
Jumat, 13 Juli 2012
MOVING ON?
Salah satu pernyataan sahabat saya SK, yang selalu terngiang adalah
"Moving on itu bukan karena orang lain, tapi harus dari diri sendiri!"
Gak banyak yang sadar, bahwa mereka sudah moving on atau sekedar mencari pelarian.
Moving on gak sekedar cerita tentang melupakan mantan sih menurut saya. Tapi Moving on itu gimana kita ingin keluar dari "kenyamanan-indahnya-MASALALU" untuk menjajaki dunia baru yang memaksa kita keluar dari zona nyaman itu.
Saya gak bilang itu mudah, tapi setidaknya...itulah gambaran yang saya lihat...
Tiap oranglah yang menentukan apakah dia ingin moving on atau tidak.
Mencoba menemukan cinta yang baru itu penting, namun mencoba-coba cinta itu yang masalah.
Apabila tidak yakin dengan pilihan, nantinya hanya akan menyakiti orang lain...
Pada akhirnya,,,saat ini saya memilih untuk diam disini, bertahan dengan zona nyaman saya.
SAMPAI SAYA YAKIN...
pilihan itu berasal dari dalam hati saya.....
Pilihan yang nantinya justru membuat saya bahagia, bukan justru merasa bersalah karena menyakiti orang lain.
Sekian....
The Secret of 22th
Seorang wanita mulai menemukan kematangan hidupnya di usia 22 tahun :)
(ganisfa)
Ada apa dengan angka 22 tahun?
Apa yang menarik sebenarnya?
Namun bagi seorang wanita, angka 22 memberi banyak misteri....
22 tahun itu, tepatnya seorang wanita (usia wajar) mulai menyelesaikan proses akhir perkuliahnya,
titik tolak perubahan dari seorang mahasiswa menjadi seorang wanita karier, atau bahkan seorang isteri.
Hal yang paling fenomenal adalah munculnya beberapa penyakit "galau" dalam diri seorang wanita.
- Galau dengan skripsi yang masih saja berputar di tempat
- Galau akan kemana nanti setelah kuliah, karena belum tentu ada pekerjaan yg mneunggu
- *Bagi yang masih jomblo, pasti akan sangat galau dengan "siapa yang akan menjadi pendamping wisuda?"
Wajar sebenarnya. Usia 22 tahun adalah salah satu usia spesial dimana seorang wanita memulia puncak kedewasaannya. Mulai lebih peka terhadap keluarga, mulai memikirkan bagaimana masa depan pasangan hidupnya, serta tentunya keberlanjutan karier yang harus dilalui.
Momok usia 22 menjadi momen yang mengingatkan bahwa usia 22 adalah usia yang tidak remaja lagi.
Seiring bertambahnya usia, 2 tahun kemudian, 5 tahun kemudian, atau bahkan 10 tahun kemudiam. Kulit, wajah, rambut, dapat melalui proses penuaan.
Hal yang seringkali diingatkan pada usia 22 adalah, anda tidak akan dipanggil Mba lagi, tapi justru dipanggil "Ibu" >.<
Pada usia 22 tahun, menjalin sebuah hubungan bukan lagi untuk menjadi pacar, lebih dari itu adalah menjadi partner hidup... pasangan jiwa... Sehingga bagi wanita usia 22 tahun, kegalauan yang teramat sangat adalah mempunyai pasangan yang mapan. Sebab, jika pada usia 22 tahun pasangan tersebut belum juga ditemukan, akan sulit nantinya. Bayangan-bayangan menjadi perawan tua pastinya kana membayang-bayangi.
Tidak sedikit saya temukan bahwa, banyak wanita yang terlalu berorientasi pada karier, sehingga usia 50 tahun pun belum juga menikah.
Usia 22 tahun adalah bagian penting kehidupan seorang wanita. Apabila usia 22 tahun bisa dilewati dengan baik, maka impian-impian selanjutnya pasti mudah tercapai.
#whats about your 22th mistery?
Senin, 02 Juli 2012
The other I am (Part 2 : Superior-Inferior Woman???)
Ketika dua sahabat wanita berbincang-bincang, apalagi yang mereka obrolkan selain cinta?
(ganisfa)
#Pembicaraan yang masih menjadi pertanyaan antara aku dan Bolo.
Apa
kita terlalu dewasa dengan usia kita saat ini? sehingga kita belum
menemukan the other someone yang benar-benar bisa menjadi "partner"
kita?#
Ini tentang sebuah jati diri seorang wanita. Tentang bagaimana kadang mereka ingin "dianggap" oleh kaum adam yang berada di sekitarnya. Tapi cerita ini adalah bagi para wanita yang mungkin merasa sulit menemukan pasangan yang benar-benar tepat. Bukan sekedar lelaki pemuas keinginan untuk dicintai dan diperhatikan.
Duhai para wanita pemuja cinta,,,
Tanpa kita sadari, kaum adam cenderung bersikap superior,
ingin merasa lebih dari wanita.
Tentu saja dalam interaksi antara
laki-laki mereka ingin menjadi seseorang yang "lebih". Agar mereka dapat dilihat oleh seorang wanita dengan "ooooh", "haaa???", "Waaaaww".
Secara tidak langsung mereka (si kaum adam) cenderung memilih wanita yang membuat mereka berada pada zona superior.
Jadi intinya, mereka harus lebih satu langkah di banding wanita. Lebih jauh beberapa jengkal didepan wanita, serta lebih luas pemikirannya dibandingkan wanita.
Apabila hubungan antara wanita dan laki-laki sebatas superior dan inferior.
Lalu bagaimana
dengan wanita-wanita yang mungkin sudah terlahir dengan "image"superior?
atau
bahkan memiliki tingkat kedewasaan yang lebih dibandingkan para laki-laki disekitarnya?
Emansipasi, perkembangan zaman, begitu mempermudah sebagian besar kaum wanita berada pada titik kemandiriannya. Titik dimana mereka bahkan tidak membutuhkan kaum laki-laki dalam menyelesaikan berbagai aktifitas kesehariannya. --->apa benar? *di check lagi. Karena tiap manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan untuk dicintai dan diperhatikan. ^^
Titik kemandirian seorang wanita menempatkan mereka pada image superior.
Image tersebut akan menimbulkan asumsi-asumsi yang berbeda pada diri seorang wanita.
Bagi laki-laki yang cerdas tentu akan memilih wanita dengan karakter superior tersebut.
Namun bagi laki-laki yang mungkin memiliki tingkat kedewasaan yang masih belum mumpuni akan berfikir bahwa "Laki-laki yang mampu mendapatkan wanita-wanita yang demikian adalah mereka yang beruntung"
Begitulah, tidak heran mengapa banyak kaum adam menyebut wanita sebagai "makhluk yang rumit".
Namun pada dasarnya, wanita itu adalah makhluk yang begitu mudah dimengerti ketika seseorang telah berhasil menyentuh hatinya ^^.
*Untuk para wanita... masing-masing pribadi kita adalah SUPERIOR. maka keluarkanlah aura superiormu... ^^ JAngan menyerah menunggu "partner" yang cerdas. Bukan kamu yang memilih, tapi Allah yang akan mempertemukan jalan bagi kalian untuk tetap bersatu.
Minggu, 01 Juli 2012
The Other I am (PART 1: Berdamai dengan diri sendiri?)
Masalah terbesar yang sulit kita hadapi adalah "Berdamai dengan Diri Sendiri"
(ganisfa)
Aku itu pembohong. Aku suka menipu. bahkan pada diri sendiri yang berada di balik cermin itu.
Dan aku pun tak ingin mengakuinya. Hingga aku menyadari bahwa ternyata itu menyakiti diriku sendiri.
Hai diriku yang lain.
Kenapa kamu terlihat letih dan sedikit geram. betapa tidak enaknya wajah itu dilihat.
Ah..kerut di wajahmu itu selalu ingin membuatku berpaling.
Sayangnya, aku tetap tak bisa.
Hai diriku yang lain!
Siapa kamu sebenarnya? dan apa yang kamu inginkan?
Masih saja wajah kecut itu kau tampakkan.
Geram aku,,,,
Hai diriku yang lain,,,
Ayooo,,,merangkaklah naik,
jangan lemahkan dirimu dengan apa-apa yang tidak kamu miliki sebelumnya
Hai diriku yang lain, tidakkah kamu lelah melihatku ingin terus membawamu ke arah yang lebih baik?
mendekatlah, aku rindu, aku mencintaimu.... Mencintaimu dengan kesederhanaan, siapapun kamu, dan bagaimanapun kamu,,,karena dengan dirimulah kamu menjadi luar biasa... ^^
#terinspirasi dari seorang sahabat RER yang mengajarkan untuk bersikap sederhana dan bekerja keras. Ketika rasa bersalah pada diri sendiri muncul. maka mencobalah mengobrol dengan diri sendiri "yang lain"
Sensasinya akan luar biasa...
Langganan:
Postingan (Atom)