Selasa, 28 Juni 2011

Pelangi berbicara...

dan politik itu berbicara lagi..
teman ataukah lawan?
tak ada yang abadi,,yang ada hanya kepentingan...

PKK MABA,,, sebuah momentum fundamental yang begitu sensitif terhadap isu-isu politik.
Lalu sejauh apa sebenarnya kita menempatkan politik itu dalam tatanan kehidupan kita.
Aku, kamu, dan kita semua sebetulnya sudah berpolitik.
ketika aku ingin mendapatkan sesuatu, misalnya saja perhatian kamu. itu sudah politik.
jadi terlalu naif menyebut diri anti politik, sementara kita menjalaninya sendiri.

Panas, halus, dan begitu rumit...
setiap warna seolah saling bergesek-gesekan merebut tempat. yang mungkin merasa netral sebenarnya juga punya bendera sendiri yang ingin dikibarakan.
Yang putih kadang belum tentu terlihat putih, yang merah belum tentu merah, yang kuning bahkan sedikit samar terlihat, begitu puula dengan hijau. semiotika bermain disini. permainan kata-kata. strategi dan lobbying yang semakin gencar antara satu sama lain. setiap golongan seolah berusaha menunjukkan inilah warnaku... sampai-sampai melupakan aku adalah aku, aku adalah bagian yang dulu ada bersama kalian, dan aku adalah teman kalian. Naif dan penuh kecurigaan, tak ada yang bisa dipegang...

Ketika sebuah ketulusan ingin didedikasikan dalam pertempuran ini, apa iya ada yang bisa melihat dengan jernih? apa iya masih ada yang percaya.  ketika kita ingin memperjuangkan sesuatu atas nama kemajuan, apa iya masih ada yang mau bersimpati? Seringkali politik tak punya hati. dan sering kali politik tak kenal perasaan. Politik tak mengajarkan kita jadi orang baik-baik saya rasa. namuun politik mengajari kita untuk menjadi orang yang peka, orang yang pintar berstrategi, orang yang gigih memperjuangkan apa "yang kita anggap benar". Politik tidak lagi berbicara tentang bagaiman kepentingan semua pihak itu, lebih sempit lagi, politik seolah terbatas atas golongan yang nantinya ingin memperjuangkan kepentingan bersama dengan cara masing-masing.

Saya bertanya kembali, Lalu dimanakah harus menempatkan politik?
Sejauh apa politik mendominasi fikiran kita..

Coba sedikit tengok kembali, tiap bagian dari tokoh-tokoh politik itu adalah indivisu-individu yang sebetulnya memiliki beberapa sisi yang sama dengan kita. seorang anak yang mungkin berasal dari sebuah keluarga, ataukah kakak dari seorang adik yang masih manja, dan mungkin suami dari seorang istri yang solehah.

Saya bukan orang berwarna, saya juga tidak ingin mengklaim diri saya netral.
tapi saya tidak menampik, warna-warna itu penting menjadi bagian yang bisa membantu proses kedewasaan kita.... tapi bagi saya, yang terpenting adalah, selama warna-warna itu bisa berdedikasi untuk kepentingan bersama, selama warna-warna itu mampu memberi kontribusi yang postif, kenapa tidak?

Miris...
Ketika kita sudah tidak menyadari lagi bahwa sesungguhnya kita adalah satu bagian.
Satu warna yang sebetulnya ada mimpi-mimpi yang sama..
Lalu kenapa politik harus membutakan kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar