Rabu, 28 November 2012

Malang-Juanda, Pembelajaran Tentang Kehidupan dari Seorang Supir Tua

Orang lain mungkin melihat beliau hanya seorang supir tua,
 tapi bagi saya beliau adalah salah satu mentor kehidupan. Terimakasih (ganisfa)



Beliau bernama Pak Khilal. Seorang supir tua yang bekerja di kampus. Biasanya beliau menjadi driver untuk bus UB, namun karena usia beliau yang sudah lanjut membuat dia pindah sebagai supir pribadi untuk mobil camry rektorat. Pengalaman beliau berpuluh-puluh tahun dan kepandaian beliau menyetirlah yang menurut saya membuat beliau dipercaya penuh oleh pihak kampus untuk merawat si mobil mewah. Namun sepertinya saya sedikit salah dalam hal itu, karena ada sisi lain dari seorang pak khilal yang menjadikan beliau luar biasa. Meskipun seorang driver, beliau adalah orang yang sangat pandai bergaul. Sahabatnya dari golongan tukang sapu hingga pejabat. Senang berbagi dan begitu bijaksana. Sikapnya yang tenang dalam menghadapi setiap hal membuat saya belajar banyak.

Selama dua hari, saya dan Pak Khilal melakukan perjalanan Malang-Juanda untuk menjemput-mengantar tamu dari ASEAN yang akan memberikan materi pada International Conference of Food Security. Alhamdulillah saya berkesempatan menjadi LO untuk tamu dari ASEAN tersebut yang sekaligus berprofesi sebagai salah satu deputi di Kementrian Pertanian. 

Rasanya menyenangkan sekali menaiki mobil mewah yang biasa ditumpangi rektor dan tamu penting lainnya. Hahaha... baiklah lanjut ke cerita tentang Pak Khilal. Perjalanan yang memakan waktu dua jam tersebut tidak terasa melelahkan karena beliau bercerita banyak hal.

#Pelajaran tentang Bersyukur dan Berbagi
Orang lain mungkin menganggap bahwa supir hanyalah pekerjaan biasa dengan penghasilan kecil. bahkan untuk menghidupi keluarga saja kurang. Anehnya beliau tak pernah merasa kekurangan dengan apa yang beliau miliki. Karena yang terpenting adalah kebahagiaan hati. Apagunanya materi berlimpah apabila pada akhirnya kita hanya tersiksa dengan perasaan was-was bahwa uang itu akan habis? Beliau selalu menyempatkan bersedekah dan menabung. Penghasilan yang beliau dapatkan selalu disisihkan untuk dua hal, yaitu tabungan dan sedekah. Tidak perlu muluk-muluk bersedekah, mentraktir teman kerjapun adalah bagian dari sedekah. Karena dengan begitu kita mampu berbagi kebahagiaan.

Saya jadi malu sendiri, mengingat bahwa hari itu saya mendapatkan tip dari tamu undangan kami. KEtika saya menawari untuk membagi tip dengan beliau, beliau malah menolak dan berkata " Simpan buat kamu aja dek, saya buat apa uang itu. Kamu sedekahin pada yang lebih membutuhkan aja dan traktir teman-teman"
Bahkan beliau malu untuk meminta, bahkan beliau merasa masih sangat mampu. Bahwa beliau sudah sangat merasa cukup dengan apa yang beliau miliki! Subhanallaaaah.

#Memilih pendamping yang tepat dan saling percaya
Selanjutnya perbincangan berlanjut tentang memilih pasangan yang tepat untuk hidup. Beliau bercerita tentang keprcayaan. Antara pasangan hidup harus saling percaya. Beliau bercerita betapa istri beliau sangat percaya pada beliau. Bahkan apabila beliau pamit bekerja dan tidak pulang ke rumah beberapa hari, istri beliau tidak pernah menelpon atau marah-marah. Karena mereka saling percaya.

Bagi saya yang masih bau kencur soal pasangan hidup itu adalah something banget. Itu istrinya Bapak kok sabar amat suaminya gak pulang-pulang. Bang Toyib banget lah. Akhirnya saya juga sempat curcol-curcol soal beberapa orang yang dekat dengan saya. Kadang pandangan  pada kondisi "proses pengenalan" terhadap seseorang membuat kita tidak bisa bersikap obyektif menilai orang lain.

Secara tegas beliau menjawab "Pilihlah laki-laki yang bertanggungjawab"
Seorang laki-laki yang bertanggung jawab, akan mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menghadapi wanita yang dicintainya. Terlebih lagi untuk hubungan yang serius. Dia akan mempersiapkan diri dengan memiliki pekerjaan yang tetap dan rumah masa depannya.
Seorang laki-laki yang baik dapat dilihat dari bagaimana dia memperlakukan orang lain dan seberapa sukses dia menghandle pekerjaan yang dia miliki.
Jadi, pilihlah laki-laki yang mau dan mampu bertanggung jawab untuk dirinya dan orang-orang disekitarnya...

Yah, dan saya mulai berfikir bahwa semoga Allah memberikan anugerah pasangan hidup seorang laki-laki yang bertanggungjawab. -amiiiin-

Maka....
Saya belajar banyak hal dari si supir tua itu. Salah satu mentor kehidupan. Sukses untuk Bapak, semoga Allah selalu menjaga hati Bapak untuk selalu bersyukur dan berbagi. Dan semoga saya bisa terus memperbaiki diri dalam proses belajar ini.

-Jangan melihat "personal" orangnya, tapi lihatlah "APA" yang dia katakan- 
Semoga selalu belajar untuk lebih baik. Semangat ^^

Life Partner

Lebih dari tentang cinta,
Namun jodoh itu adalah menemukan PARTNER HIDUP.
Partner yang akan mendampingi kita dalam menemukan dan menjalani kebahagiaan sejati :)




Bukannya jadi pemilih, entahlah hati merasa harus tetap menunggu saat terbaik.
Tak ingin menyakiti lebih banyak hati, karena pada akhirnya melukai diri sendiri.
Sepi itu ada, namun ada banyak pula cinta yang sudah dimiliki.
Belajar tantang memahami hidup dengan bijaksana.
Maka impian saat ini adalah memberi cinta sebanyak-banyaknya untuk dunia.

Percaya bahwa akan ada hari dimana kamu datang melengkapi ganjilku
Karena kamu akan jadi Nakhoda-nya
Aku akan jadi kompasmu

Berat atau bahaya nanti,
Ingin melewatinya bersamamu...
Impian kita adalah menuju jalan surga illahi...