"Allah sudah menetapkan, setiap orang punya jalannya masing-masing. Tinggal bagaimana ia menikmati setiap bagian perjalanan itu" (ganisfa)
Kelulusanku. Dengan segenap upaya selama 3 tahun 9 bulan aku
berhasil menyelesaikan studi strata 1 dalam bidang Hubungan Internasional. Yah,
bidang Hubungan Internasional. Berbicara mengenai politik, ekonomi, keamana dan
hubungan antar negara. Namun sampai saat ini aku merasa ruh ku bukan disini.
Ruh ku bersemayam diseberang bernama Development Studiest and Poverty Reduction.
Perlahan aku mulai menghianati dunia HI ketika aku belajar
mengenai bagaimana upaya negara-negara berkembang untuk majuà International
Development Studies. Betapa miris perjuangan tiada akhir mereka yang
seolah-olah selalu menjadi boneka negara maju. Ekonomi, politik, keamanan
dijadikan senjata utama untuk mengontrol negara-negara yang memiliki tingkat
ketrgantungan tinggi. Kemiskinan, Rendahnya sumberdaya manusia, pendidikan yang
kurang berkualitas, menggerakan hatiku untuk mengenal lebih jauh bagaimana
solusi itu bisa diwujudkan. Suatu solusi melalui tindakan nyata, dari diri
sendiri dan untuk masyarakat. Sesuatu yang bisa aku lihat. Berbagi dengan
mereka.
Entah ambisi atau keegoisanku yang membuat aku masih belum
selesai sebagai mahasiswa S1. Masih banyak yang belum aku berikan, dan masih
terlalu banyak hal yang ingin aku lakukan sebagai eksistensi diri di mata
masyarakat. Apadaya, keinginan kadang tak sejalan dengan keadaan. Aku mengalah
pada keadaan, karena aku tak kuat melihat resah kedua orang tua dan keluargaku
yang begitu menanti kelulusannku. Dalam hati
kecilku, masih membara..aku masih menginginkan lebih dari ini.
Lama aku sadari, ternyata aku berkedok semata dibalik
seragam “mahasiswa”ku. Aku bersembunyi disana karena ketakutanku terhadap dunia
nyata. Bisakah aku melewatinya? Bisakah aku berjalan mandiri tanpa seragam
mahasiswaku? Bisakah aku berbuat banyak tanpa ada institusi besar yang memback
up ku?
Setelah kelulusan, aku makin merasa tak karuan. Apa yang
harus aku lakukan berikutnya? Sementara teman-temanku sudah dalam perjalanan
mereka selanjutnya. Anehnya, aku masih merasa belum selesai disini. Aku masih
ingin belajar. Setidaknya di Universitas yang benar-benar mampu
memfasilitasiku. Di negara lain. Negara Maju. Agar ketika aku pulang, aku bisa membagi lebih banyak hal disini.
Indonesia yang aku cintai.
Tapi sampai sekarang, blum ada kesempatan yang datang..atau
mungkin aku belum mau berusaha. Aku berfikir mencari jalan aman lagi, mencari
sekolah apapun itu dan belajar disana. Aku mendapatkan zona nyamnku lagi. “Sebagai
mahasiswa”. Aku akan terbebas dari pertanyaan demi pertanyaan terhadap status
pengangguran yang sedang aku alami.
Ah..tapi hati kecilku tetap tak bisa bohong lagi. Aku terlalu
ingin belajar banyak hal. Hal hebat di tempat yang hebat. Secepatnya. Indonesia
masih belum memfasilitasi studi yang aku inginkan saat ini. Aku sudah bertekad.
S2 ini, aku harus benar2 memilih impianku. Bukan “kecelakaan”, bukan karena “ketidaktahuanku”,
bukan pula karena “keinginan orangtuaku”
Dan aku menunggu..masih menunggu dalam kejenuhan. Dalam
hari-demi hari dimana postpower syndromeku mulai menggerayati hampir sebagian
tubuhku. Aku terlalu terbiasa melakukan banyak hal. Dan sekarang seolah mulai
kehilangan rutinitas yang menyenangkan itu. Aku ingin semua berjalan cepat
seperti yang aku harapkan. Namun, waktu masih belum menunjukkan jalannya. Ada
bagan lain dari dirku yang meminta untuk tetap menunggu. Sesuatu. Sesuatu yang
aku yakin aka SEGERA DATANG. Sebuah KESEMPATAN
yang akan menjadi tiket bagi perjalanku yang baru. Aku hanya harus bersabar dan berdoa menunggu.
Aku yakin. Kereta berikutnya ini akan membawaku pada setiap impian yang aku
kejar selama ini. BISMILLAHIRROHMANIRROHIM..