Minggu, 16 September 2012

After Graduation “Menunggu Kereta Berikutnya”


"Allah sudah menetapkan, setiap orang punya jalannya masing-masing. Tinggal bagaimana ia menikmati setiap bagian perjalanan itu" (ganisfa)



Kelulusanku. Dengan segenap upaya selama 3 tahun 9 bulan aku berhasil menyelesaikan studi strata 1 dalam bidang Hubungan Internasional. Yah, bidang Hubungan Internasional. Berbicara mengenai politik, ekonomi, keamana dan hubungan antar negara. Namun sampai saat ini aku merasa ruh ku bukan disini. Ruh ku bersemayam diseberang bernama Development Studiest and Poverty Reduction.

Perlahan aku mulai menghianati dunia HI ketika aku belajar mengenai bagaimana upaya negara-negara berkembang untuk majuà International Development Studies. Betapa miris perjuangan tiada akhir mereka yang seolah-olah selalu menjadi boneka negara maju. Ekonomi, politik, keamanan dijadikan senjata utama untuk mengontrol negara-negara yang memiliki tingkat ketrgantungan tinggi. Kemiskinan, Rendahnya sumberdaya manusia, pendidikan yang kurang berkualitas, menggerakan hatiku untuk mengenal lebih jauh bagaimana solusi itu bisa diwujudkan. Suatu solusi melalui tindakan nyata, dari diri sendiri dan untuk masyarakat. Sesuatu yang bisa aku lihat. Berbagi dengan mereka.

Entah ambisi atau keegoisanku yang membuat aku masih belum selesai sebagai mahasiswa S1. Masih banyak yang belum aku berikan, dan masih terlalu banyak hal yang ingin aku lakukan sebagai eksistensi diri di mata masyarakat. Apadaya, keinginan kadang tak sejalan dengan keadaan. Aku mengalah pada keadaan, karena aku tak kuat melihat resah kedua orang tua dan keluargaku yang begitu menanti kelulusannku.  Dalam hati kecilku, masih membara..aku masih menginginkan lebih dari ini.

Lama aku sadari, ternyata aku berkedok semata dibalik seragam “mahasiswa”ku. Aku bersembunyi disana karena ketakutanku terhadap dunia nyata. Bisakah aku melewatinya? Bisakah aku berjalan mandiri tanpa seragam mahasiswaku? Bisakah aku berbuat banyak tanpa ada institusi besar yang memback up ku?

Setelah kelulusan, aku makin merasa tak karuan. Apa yang harus aku lakukan berikutnya? Sementara teman-temanku sudah dalam perjalanan mereka selanjutnya. Anehnya, aku masih merasa belum selesai disini. Aku masih ingin belajar. Setidaknya di Universitas yang benar-benar mampu memfasilitasiku. Di negara lain. Negara Maju. Agar ketika aku pulang,  aku bisa membagi lebih banyak hal disini. Indonesia yang aku cintai.

Tapi sampai sekarang, blum ada kesempatan yang datang..atau mungkin aku belum mau berusaha. Aku berfikir mencari jalan aman lagi, mencari sekolah apapun itu dan belajar disana. Aku mendapatkan zona nyamnku lagi. “Sebagai mahasiswa”. Aku akan terbebas dari pertanyaan demi pertanyaan terhadap status pengangguran yang sedang aku alami.

Ah..tapi hati kecilku tetap tak bisa bohong lagi. Aku terlalu ingin belajar banyak hal. Hal hebat di tempat yang hebat. Secepatnya. Indonesia masih belum memfasilitasi studi yang aku inginkan saat ini. Aku sudah bertekad. S2 ini, aku harus benar2 memilih impianku. Bukan “kecelakaan”, bukan karena “ketidaktahuanku”, bukan pula karena “keinginan orangtuaku”

Dan aku menunggu..masih menunggu dalam kejenuhan. Dalam hari-demi hari dimana postpower syndromeku mulai menggerayati hampir sebagian tubuhku. Aku terlalu terbiasa melakukan banyak hal. Dan sekarang seolah mulai kehilangan rutinitas yang menyenangkan itu. Aku ingin semua berjalan cepat seperti yang aku harapkan. Namun, waktu masih belum menunjukkan jalannya. Ada bagan lain dari dirku yang meminta untuk tetap menunggu. Sesuatu. Sesuatu yang aku yakin aka SEGERA DATANG.  Sebuah KESEMPATAN yang akan menjadi tiket bagi perjalanku yang baru.  Aku hanya harus bersabar dan berdoa menunggu. Aku yakin. Kereta berikutnya ini akan membawaku pada setiap impian yang aku kejar selama ini. BISMILLAHIRROHMANIRROHIM..