Senin, 22 Agustus 2011

Dialektika Eksak dan Sosial

Eksak dan sosial,
dua bentuk pilihan yang mewarnai dunia pendidikan indonesia.
masih banyak orang memandang sebelah mata terhadap ilmu-ilmu sosial, sementara Ilmu eksak selalu diagung-agungkan sebagai penjamin kesuksesan masa depan seseorang. :(

saya menulis ini karena saya-jujur-kecewa akan cara pandang sebagian besar masyarakat Indonesia, termasuk lingkungan sekitar saya terhadap studi mengenai ilmu eksak dan sosial.
Tidak jarang, orang tua menganggap profesi dokter adalah profesi yang paling menjanjikan. Menjadi dokter berarti memiliki jaminan masa depan yang cemerlang. Dokter itu cool, dokter itu hebat, pintar, elegan, calon menantu yang paling dicari. (Dubrak). Orang-orang yang bekerja dalam dunia kedokteran sangatlah dihormati.


saya, seorang mahasiswa Ilmu sosial. masuk dalam jajaran penstudi Ilmu hubungan Internasional. bukannya sekali, dua kali atau tiga kali menjumpai pertanyaan.
A : Kuliah dimana dek
Saya : Brawijaya
A : Jurusan Apa?
Saya : Hubungan Internasional
A : Emang besok kerjanya jadi apa? ...bla..bla,,,, dan intinya meragukan lulusan HI yang masuk dalam ilmu sosial.....

Saya jenuh, dengan pernyataan-pernyataan seperti itu. geram, dan seringkali sedih. Betapa banyak orang-orang yang belum menyadari dan memahami akan pentingnya kebutuhan sosial saat materi dan segalanya bisa kita dapatkan...kenapa?kenapa?kenapa? saya terus bertanya-tanya dalam diri saya. hal besar yang membuat saya semakin sedih adalah ketika saya "baru menyadari" bahwa sebenarnya jauh dilubuk hati orang tua dan keluarga saya, sangat memimpikan saya memakai jas putih itu,,,, sekali lagi, saya bertanya kenapa?

#karena ini bagian dari prospek yang dilihat di Indonesia, dan mindset yang sudah terbangun sejak lama di Indonesia.

file:///C:/Users/Mega/Desktop/social%20science.jpg

Saat ilmu sosial dipandang "sebelah mata" disni, ternyata diluar sana kebutuhan manusia modern sudah tidak sebatas kedokteran ataupun teknik dan ahli kimia dan sejenisnya. lebih jelas lagi terlihat bahwa ternyata kebutuhan akan kesehatan psikis manusia sangat diutamakan. sebab, semakin modern kehidupan suatu bangsa, kenyamanan pribadilah yang dicapai menjadi  tujuan utama.

Lalu saya berfikir, apa yang bisa saya buktikan? sepertinya belum ada pembuktian apa-apa atas kesuksesan ilmu sosial yang bisa mereka lihat disekitar mereka. saya sendiri toh belum merasa maksimal untuk memberikan bagian terbaik yang saya bisa. semakin saya berfikir, semakin saya sakit. semakin saya berfikir, semakin saya malu dan tak bersyukur atas apa yang sudah saya dapatkan. semakin saya membandingkan diri saya dengan orang lain juga...

Ramadhan yang mulia ini, jikalau saya boleh meminta Ya Allah.
Semoga suatu hari nanti, saya mampu memberikan yang terbaik untuk mereka. saya mampu menunjukkan bahwa tiap orang punya panggungnya sendiri-sendiri. Bahwa Allah sudah memberikan keistimewaan yang berbeda-beda bagi setiap orang.... dan semoga saya bisa kuat hingga hari itu....

Selasa, 09 Agustus 2011

Sebongkah doa Untuk Chi...

Saya tidak percaya, hal2 seperti saraf tumor dan sejenisnya akan masuk dlm kehidupan saya dengan begitu nyata.

Kakak satu2nya...
Sahabat yg selalu ada untuk saya,
Dan kadang dia menjadi seorang ibu sekaligus penasihat yg baik untuk sy.

Epilepsi sekunder, itulah diagnosa awal yg diberikan dokter pdnya...
dan pnyebabnya adalah tumor yg sudah cukup lama dibagian kepalanya.

Ukuran 5x6 cm itu bukan ukuran yg kcil untuk kasus sbsar itu. Terlebih lgi tumor itu hampir mnyerang bagian batang otaknya. Pusat kehidupan dari tiap manusia.

Menjadi orang pertama yg mndengarnya mmbuat sy sangat terpukul. Ingin tidak percaya tapi mau tdk mau harus lebih tegar dihadapan dia...

Banyak mimpinya yg masih blum dia raih..
Jikalau ini adalah teguran Untuk kami. Maka hanya permohonan ampun yang bisa kami panjatkan agar bisa menjalani ujian ini.
Mimpi dan cintanya akan berujung bulan ini...
Ya Rabb....
Tunjukan jalan TerangMU...

Dan sy percaya keajaiban.
Allah itu Maha Mencintai Hamba2nya yg bersyukur,berikhtiar,dan berdoa...